Perkembangan kognitif anak memiliki tahapan yang berbeda-beda antara satu anak dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan proses tersebut melibatkan berbagai langkah pemahaman informasi, pemecahan masalah, daya ingat, hingga pengambilan keputusan oleh masing-masing anak.
Apa itu perkembangan kognitif? Perkembangan kognitif adalah tahapan kemampuan anak untuk terus belajar serta berkembang sesuai usianya. Berdasarkan tahap perkembangan kognitif menurut Piaget, terdapat 4 tahapan perkembangan kognitif anak usia dini.
Tahapan pertama ini terdiri dari 4 level yang berbeda. Level pertama adalah berkaitan dengan aksi dan persepsi. Di mana terjadi respons sosial pertama kali terjadi. Level ini terjadi di usia 2 sampai 4 bulan.
Kemudian, level kedua terjadi di usia 7–8 bulan. Pada level ini si buah hati akan melakukan pembedaan dan koordinasi makna dan suatu aksi.. Menginjak usia 11-13 bulan, sensorimotor akan menunjukkan beberapa aksi sebagai bukti perkembangan kognitif anak di usia dini.
Anak akan mulai mempelajari lokasi akan ciri sebuah subjek dan orang dengan satu dua kata saja. Pada tahapan terakhir di usia 18-24 bulan, anak akan mulai menyerap kata untuk menyimbolkan objek dan orang yang terjadi.
Tahapan kedua ini memberikan perubahan yang cukup signifikan. Daya tangkap anak jauh lebih baik. Gerak sensorimotor dan kemampuan berhitung bisa diasah di lingkungan sekolah. Bahkan anak sudah mampu meniru tindakan orang dewasa.
Menginjak usia ini, anak akan mulai berpikir secara abstrak, logika, mencari solusi akan sebuah tugas, dan memberi ide -ide yang mereka pikirkan.
Di tahap ini pemikiran abstrak mulai terkoordinasi dengan solusi dan konsep personalitas yang lebih dinamis. Memasuki usia remaja, mereka mulai membawa pemikiran sebab-akibat dari berbagai sisi kehidupan seperti moral, sosial, politis, dll.
Baca juga: 8 Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak dan Cara Mendeteksinya
Teori perkembangan kognitif dari Piaget mengatakan bahwa setiap perkembangan dan perubahan tersebut tidak bisa dipahami secara spesifik. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan dan kemampuan pada setiap anak. Di sinilah informasi tersebut berkaitan dengan risiko atau faktor yang menghambat perkembangan.
Menurut Jurnal yang ditulis oleh Nicole D.ford dan Aryeh D.Stein, terdapat beberapa faktor penyebab ketidakmampuan untuk mencapai potensi perkembangan anak sedini mungkin. Studi yang dilakukan di Afrika tersebut menggaris bawahi bahwa nutrisi, lingkungan, interaksi anak dan orang tua menjadi faktor hambatan utama.
Namun, studi oleh John.H Flavell pada tahun 1981 ikut memberikan informasi akan hambatan perkembangan kognitif anak dari kecil. Yakni akan perbedaan level kedewasaan, kompleksitas, dan gaya berpikir yang memiliki variabel sangat luas. Variabel ini pula yang membuat satu anak dan lainya berbeda.
Dalam penelitian tersebut juga menyorot kepentingan untuk mempertimbangkan akan heterogenitas dan homogenitas seorang anak. Di sini, daya pikir anak akan berbeda yang mungkin saja bersifat keturunan, seperti bakat dan minat. Hal tersebut juga berkaitan dengan edukasi, latar belakang, budaya, dan lingkungan anak.
Baca juga: Mengenal Status Gizi Anak dan Cara Menilainya
Terlepas dari hambatan tersebut, bukan berarti para orang tua tidak bisa memaksimalkan perkembangan kognitif si buah hati. Perkembangan kognitif bisa diperbaiki dengan menerapkan disiplin sejak usia dini dan akan terbawa hingga dewasa.
Berkaitan dengan hal tersebut, Realfoodfam juga bisa membantu merancang aktivitas belajar yang efektif. Beberapa contoh untuk mengembangkan skill psikomotorik dan kognitif anak usia dini.
Dengan didasari pedoman teori Piaget ini, Realfoodfam jadi bisa lebih mudah mengidentifikasi tahapan tumbuh kembang anak. Untuk itulah dibutuhkan stimulus untuk merangsang keingintahuan mereka. Dukung juga si kecil dengan Program Realfood Stay Fit yang merupakan formula semi concentrated Realfood yang dirancang untuk si kecil. Kandungan Asam Amino Fenilalanin yang terkandung di dalam Realfood Stay Fit baik untuk membantu meningkatkan daya ingat anak.
Rekomendasi artikel lainnya terkait dengan “kecerdasan anak”
Sumber: