Pertumbuhan dan perkembangan anak terbagi dalam beberapa tahapan penting. Setiap fase tumbuh kembang anak perlu diperhatikan oleh para orang tua. Dengan begitu, Realfoodfam bisa tahu apakah terjadi masalah atau tidaknya.
Tumbuh kembang adalah perubahan fisik yang dapat diukur dari berat badan, tinggi badan, fungsi otak, hingga berbagai kemampuan kompleks lainnya dari tubuh anak.
Berikut tahapan tumbuh kembang anak sesuai usia.
Pada masa pertumbuhan awal ini, setiap orang tahu harus memberikan perhatian khusus. Biasanya, pada usia 1 bulan bayi tidak banyak bergerak dan akan lebih sering tidur, menangis karena lapar, buang air kecil, dan juga buang air besar.
Aktivitas yang bisa dilakukan:
Pada tahap perkembangan anak di usia 2 bulan, mereka akan mulai beradaptasi dengan keadaan lingkungan. Mereka akan mulai berbicara, aktif bergerak, dan mengajak bermain.
Aktivitas yang bisa dilakukan:
Dalam fase ini, anak mulai memiliki kontrol yang baik untuk dapat menjaga posisi kepala agar tetap tegak, berguling di lantai, hingga mencoba berusaha meraih benda apapun yang dilihatnya.
Aktivitas yang bisa dilakukan:
Baca juga: 8 Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak dan Cara Mendeteksinya
Anak sudah mulai bisa memahami emosi dan nada suara dari orang di sekitarnya. Mereka akan merasa lebih dekat dengan anggota keluarga ataupun orang yang selalu bersamanya.
Mereka juga akan lebih aktif untuk menopang dirinya agar bisa berdiri ataupun berguling di lantai. Karena itu, dalam tahap pertumbuhan anak harus selalu dipantau segala aktivitas mereka agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Aktivitas yang bisa dilakukan:
Pada usia 9 bulan, anak sudah aktif untuk berjalan walau masih harus dituntun agar tidak jatuh. Ini dikarenakan tulangnya masih dalam pertumbuhan dan mereka baru mulai belajar berjalan. Dalam fase pertumbuhan di tahap ini, mereka sudah dapat mengekspresikan emosi.
Aktivitas yang bisa dilakukan:
Realfoodfam akan melihat transformasi perubahan fisik dari bayi yang baru lahir hingga menjadi anak berumur 1 tahun. Fase ini termasuk salah satu golden age, di mana masa yang baik untuk mengajarkan anak berbagai hal. Mereka mulai aktif meniru hal-hal yang dilihat.
Aktivitas yang bisa dilakukan:
Memasuki usia 2 tahun, anak mulai bisa berjalan sendiri tanpa harus ditemani. Mereka mulai aktif bermain, berbicara, hingga mencoba melakukan banyak hal atau apa yang mereka senangi. Di masa inilah para orang tua mulai mengajarkan tata krama hingga mengajarkan kebiasaan membaca buku pengetahuan ataupun cerpen anak.
Aktivitas yang bisa dilakukan:
Baca juga: Pedoman Makanan dengan Gizi Seimbang
Pada fase perkembangan di usia 3 tahun, kemampuan otot tubuh, sensorik, dan motorik anak sudah semakin membaik. Mereka dapat menyeimbangkan tubuh, melompat, hingga mengambil benda dengan kedua tangannya.
Aktivitas yang bisa dilakukan:
Pada usia ini, anak sudah berkembang dengan sangat pesat. Dimana segala aspek tentang kemampuan diri mulai bisa terlihat. Apabila awalnya anak hanya memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan orang tua, pada fase ini mereka memiliki lebih banyak mengembangkan kemampuan fisiknya.
Aktivitas yang bisa dilakukan:
Pada Fase perkembangan ini, anak memiliki pertumbuhan yang baik. Misalkan dalam segi fisik terdapatnya gigi permanen yang tumbuh. Anak bisa melakukan berbagai kegiatan sendiri dengan atau tanpa bantuan orang tua. Melakukan kegiatan dasar untuk dirinya sendiri seperti memakai baju, menunjukkan emosi yang dimiliki.
Anak juga sudah bisa menentukan minat bidang yang diinginkan. Realfoodfam juga bisa melihat banyak perubahan terkait dengan kemandirian, keterampilan fisik, cara bersosialisasi, kepercayaan diri, pola pikir, kondisi mental, hingga kegiatan olahraga yang disenangi.
Aktivitas yang bisa dilakukan:
Memasuki umur 10 tahun, biasanya anak laki-laki dan perempuan sudah memasuki fase pubertas. Sebagai orang tua, Realfoodfam sebaiknya terus mengawasi dan memberikan pemahaman mengenai perubahan fisik apa saja yang akan mereka alami dan itu adalah hal yang wajar. Dengan memberikan edukasi yang tepat, anak bisa terhindar dari pemahaman yang salah.
Artikel lainnya terkait tentang "kesehatan anak"